PERINTAH DAN
ANJURAN DAKWAH
Disusun
oleh:
GATOT
WAHYUDI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM YOGYAKARTA (STAIYO)
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Ashsholatu
Wassalamu `Alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah, Khudz Biyady Qollat Khilati Adrikni
Ya Rasulallah
Assalamu`alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah berkat ijin dan kuasa Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Qur’an Hadits IV dengan tema
Kewajiban Berdakwah. Tentunya
apa yang penulis curahkan dalam penyusunan & penulisan makalah ini tidak lepas
dari dorongan teman-teman dan bimbingan
dosen.
Kami selalu berharap apa yang
telah kami curahkan dalam makalah ini memberikan manfaat bagi Islam yang menjadikan
Islam Rahmatal Lil ‘Alamin.
Semoga Allah SWT selalu
memberikan pertolongan dan memberikan kemudahan bagi umat Muslim dalam berdakwah Islam di seluruh penjuru
dunia.
Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
kritik yang membangun kami harapkan dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Wallahulmuwaffiq ila aqwamit thariiq
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Wonosari,
21 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................ i
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... iii
BAB I ... PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.
Latar
Belakang ........................................................................... 1
B.
Tujuan
Penulisan ........................................................................ 1
BAB
II...... ISI ................................................................................................... 2
A.
Pengertian
Dakwah..................................................................... 2
B.
Dalil Dakwah ............................................................................ 3
C.
Metode
Dakwah Islam................................................................ 5
D.
Tujuan
Dakwah ......................................................................... 7
E.
Hikmah
Dakwah ........................................................................ 8
BAB
III ... PENUTUP ...................................................................................... 9
A.
Kesimpulan
................................................................................ 9
B.
Saran...........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam sejarah tentang Ilmu Dakwah disebut bahwa
dakwah adalah hal yang memang ada sejak dahulu khususnya pada zaman kenabian.
Para Nabi sendiri mengajak para manusia dengan cara berdakwah. Walaupun dakwah
sudah dikenal sejak zaman dahulu namun tidak serta merta memunculkan Ilmu
Dakwah. Ilmu Dakwah dalam ukuran sekarang ini termasuk ilmu yang baru dan harus
jeli dalam menggunakan ilmu ini karena tantangan dakwah era sekarang ini berbeda
dengan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Berkembangnya
globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya
telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan
pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya
yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia.
Selama
masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal
yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban
untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan
masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya.
Oleh
sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan
zaman, karena dakwah nantinya akan memberikan
dan andil besar dalam menuju kejayaan Islam serta membuat kebahagiaan
umatnya baik di dunia maupun akherat. Disinilah saya akan sedikit memaparkan
dan membahas tentang Dakwah dalam bingkai amar ma’ruf nahi munkar berdasarkan
Al-Quran dan Hadits.
B.
Tujuan Penulisan
Makalah ini kami tulis untuk memberikan gambaran demi
meningkatkan semangat orang untuk berdakwah dengan berbagai pendekatan sesuai
pendekatan adat istiadat dan budaya daerah masing- masing .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dakwah
Secara
etimologis kata dakwah ini berasal dari bahasa
Arab yang memiliki akar kata دعوة - يدع- - دعا- yang berarti
menyeru, memanggil, mengajak. Isim fa’ilnya (pelaku) adalah da’i داع) ) yang berarti
pendakwah. Kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil,
mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang,
mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi[1].
Secara
terminologi definisi dakwah ditinjau dari
literature yang ditulisoleh pakar-pakar dakwah antara lain adalah:
§ Sayyid Quthb
rahimahullah berkata: “Sesungguhnya kalimat dakwah adalah kalimat terbaik yang
diucapkan di bumi ini, ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya.
Akan tetapi ia harus disertai dengan amal shalih yang membenarkannya, dan
disertai penyerahan diri kepada Allah sehingga tidak ada penonjolan diri di
dalamnya. Dengan demikian jadilah dakwah ini murni untuk Allah, tidak ada
kepentingan bagi seorang da’i kecuali menyampaikan. Setelah itu tidak pantas kalimat seorang da’i
disikapi dengan berpaling, adab yang buruk, atau pengingkaran. Karena seorang
da’i datang dan maju membawa kebaikan, sehingga ia berada dalam kedudukan yang
amat tinggi…” [2]
§
Dakwah
adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik
(Abu Bakar Atjeh)
§
Dakwah
adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada
kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat
(Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).
§
Dakwah
adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh manusia dan
mempraktikkannya dalam kehidupan nyata (M. Abul Fath al-Bayanuni).
§
Dakwah
adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara
yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan
kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat) (A. Masykur Amin)
Dari
defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah
kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara
bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran
Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia
dan bahagia di akhirat. Singkatnya, dakwah adalah mengajak kepada agama Allah,
yaitu Islam.
Setelah
kita ketahui makna dakwah secara etimologis dan terminologis maka kita akan
dapatkan semua makna dakwah tersebut membawa misi persuasive bukan represif,
karena sifatnya hanyalah panggilan dan seruan bukan paksaan. Hal ini
bersesuaian dengan firman Allah (ayat la ikraha fiddin) bahwa tidak ada paksaan
dalam agama.
B.
Dalil
Berdakwah
QS. An- Nahl ayat 125
äí÷$#
4n<Î) È@Î6y
y7În/u
ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (
Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/
}Ïd ß`|¡ômr& 4
¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/
¨@|Ê `tã
¾Ï&Î#Î6y (
uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[[3]] dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada nabi
Muhammad SAW agar banyak menggunakan cara dalam menyampaikan misi dakwah
kerasulannya, hal tersebut karena beragamnya corak masyarakat dari mulai yang
awam sampai dengan kaum yang terpelajar dan juga tingkatan sosial masyarakat
yang berbeda-beda hal tersebut tentunya juga akan dijumpai problem yang berbeda
pula.
QS. Asy- Syu’araa’ ayat 214-215
öÉRr&ur y7s?uϱtã
úüÎ/tø%F{$#
. ôÙÏÿ÷z$#ur y7yn$uZy_
Ç`yJÏ9 y7yèt7¨?$# z`ÏB úüÏZÏB÷sßJø9$#
Artinya:
214. Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat,
215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang
yang mengikutimu, yaitu orang- orang yang beriman.
QS. Al-Hijr ayat 94- 96
÷íyô¹$$sù
$yJÎ/
ãtB÷sè? óÚÌôãr&ur Ç`tã tûüÏ.Îô³ßJø9$#
. $¯RÎ)
y7»oYøxÿx.
úïÏäÌöktJó¡ßJø9$#
. úïÏ%©!$#
tbqè=yèøgs
yìtB «!$# $·g»s9Î) tyz#uä
4
t$öq|¡sù cqßJn=ôèt
.
Artinya:
94. Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik.
95. Sesungguhnya kami memelihara kamu daripada
(kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),
96. (yaitu) orang-orang yang menganggap adanya
Tuhan yang lain di samping Allah; Maka mereka kelak akan mengetahui
(akibat-akibatnya).
Dalil Hadits
عَن
عَبدِ اللهِ بنِ عَمرِو أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَلَ :بَلِّغُوا
عَنّي ولَو أيةً وَحَدِّثُوا عَن بَني إِسرَائِيلَ وَلاَ حَرَجَ وَمَن كَدَّبَ
عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَليَتَبَوَّأ مَقْعَدَهُ مِن النَّارِ (رواه البخاري)
Artinya
: Dari Abdullah ibnu Amr, bahwa Nabi SAW bersabda : Sampaikanlah Padaku
walaupun satu ayat dan ceritakanlah tentang kaum bani israil karena demikian
itu tiada dosa, barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka
bersiaplah tempatnya dineraka. ( HR. BUKHORI)
Hadist diatas menjelaskan bahwa nabi
Muhammad memerintahkan untuk menyampaikan apa yang bisa ditangkap dari beliau,
hadits ini tidak mensyaratkan bahwa untuk menyampaikan dakwah harus mempunyai
bekal ilmu yang memadahi dulu baru bisa untuk mengajak orang lain, namun dalam
berdakwah bisa dilakukan walau pada saat itu baru satu atau dua ayat yang
dipahami.[4]
H.R. Abu Daud
عَن اَبى هُرَيْرَةَ قال: قَال رسُول الله صلم : مَن دَعَا
اِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الاجرِ مِثْلُ اُجُورِ مَن تَبعَهُ لا يَنقُصُ ذلِكَ
من اُجُورِهِم شَيئًا وَمَنْ دَعَا اِلَى الضَّلالَةِ كَانَ عَلَيهِ من الاثْمِ
مِثْلُ اَثام مَن تَبعَهُ لا يَنْقُصُ ذلِكَ مِن اَثَامِهِم شيئًا
Artinya : Dari Abu Hurairoh RA, ia berkata : Rosulullah
SAW bersabda: “Barang siapa yang hendak mengajak kepada kebaikan maka dia akan
memperoleh pahala atas perbuatan baiknya itu serta pahala orang yang mengikuti
dan melaksanakan kebaikan dengan tanpa dikurangi sedikitpun. Sebaliknya bagi
siapa yang mengajak kesesatan atau kemungkaran, maka dia mendapat dosa sebagai
balasan atas perbuatannya sendiri (ditambah) dosa sebanyak dosa orang yang
mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun”. ( HR Abu Dawud)
Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada kita bahwa pahala orang berdakwah itu
besar bukan saja pahala yang diberikan Allah atas perbuatan baiknya yang
dilakukan sendiri, tetapi juga akan diberikan pahala sebanyak pahala
orang-orang yang mengikuti perbuatan baik yang dianjurkan. Pahala ini diberikan
oleh Allah hingga akhir tanpa dikurangi sedikit pun. Hal ini menunjukan sifat
Rahman dan Rahim-Nya yang dikaruniakan kepada orang-orang yang dikehendaki.[5]
Hadis tentang perintah Dakwah.
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبيِّ صلم قال : يَسِّرُوا وَلا
تُعَسِّرُوا بَشِّروا وَلا تُنَفِّرُوا
(متفق عليه )
Artinya : Dari Anas RA.
Dari Nabi SAW., Beliau bersabda : “Permudahlah dan jangan mempersukar,
gembirakanlah dan jangan menakut-nakuti (HR Bukhori-muslim)
Hadis
diatas memerintahkan kepada umat islam agar dalam menjalankan dakwahnya supaya
dilakukan dengan sikap lemah lembut. Tuturkata fleksibel, metode yang baik,
menggunakan bahasa yang mudah mereka terima sehingga orang yang diseru
tertarik, mengikuti ajakan dan senang terhadap yang didakwahkan. Peringatan
dengan cara yang lemah lembutdan bijaksana lebih menyentuh hati dan dapat
mengenai sasaran dibanding dengan peringatan yang kasar dan keras.
C.
Metode Dakwah Islam
Metode dakwah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing juru dakwah. Karena
beragamnya metode yang dimiliki seseorang tidak sama, maka setiap Muslim wajib
berdakwah menyebarkan Islam sesuai kemampuannya itu. Adapun metode dakwah
antara lain:
v Dakwah lebih banyak berorientasi kepada materi yang
diajarkan. Dakwah itu hendaknya ditunjukan semata-mata karena Allah dan untuk
memperoleh ridha-Nya, bukanlah untuk orang yang berdakwah dan bukan juga untuk
golongannya atau kaumnya. Rasulullah di perintahkan berdakwah agar membawa
manusia ke jalan Allah dan untuk agama semata.
v Dakwah bil Hikmah — Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan
dakwah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu melakukan pendekatan sedemikian
rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya
sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan
kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi
dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Dalam diuraikan lebih jelas tentang pengertian
Al-Hikmah. Menurut bahasa, Al-Hikmah artinya adil, ilmu, sabar, kenabian, dan
Al-Qur’an; memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari
kerusakan; ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama;
obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan
atau ma’rifat.
Sedangkan menurut istilah syar’i, Al-Hikmah artinya
valid (sah) dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan
mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan
menjawab dengan tegas dan tepat. [6]
v Dakwah hendaklah dilaksanakan dengan lemah lembut, dengan
cara yang baik, dan tidak menimbulkan kegelisahan dan ketakutan karena merasa
dipaksa. Berhasil atau tidaknya tujuan dakwah sangat banyak dipengaruhi oleh
metode atau cara berdakwah,
v Bila dalam dakwah terjadi perdebatan atau bantahan dengan
kaum musyrikin atau ahli kitab, hendaklah menjawab batahan mereka dengan
bantahan yang baik.
v Serahkanlah segala uraha dan perjuangan kepada Allah
v Dakwah hendaklah dilaksanakan secara berulang-ulang.[7]
D.
Tujuan Dakwah
Sebagai bagian dari kegiatan dakwah
Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah mempunyai tujuan
menyampaikan kebenaran ajaran yang ada dalam al-Qur’an-al-Hadits dan mengajak
manusia untuk mengamalkanya.
Tujuan dakwah ini dapat dibagi
menjadi, tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah. Dilihat dari
aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan,
tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia.
Sedangkan tujuan dakwah dilihat
dari aspek materi, menurut Masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliputi :
ü Pertama, tujuan akidah, yaitu
tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia.
ü Kedua, tujuan hukum, aktivitas dakwah
bertujuan terbentuknya umat manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah
disyariatkan oleh Allah SWT.
ü Ketiga, tujuan akhlak, yaitu terwujudnya
pribadi muslim yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah.
Dari
keseluruhan tujuan dakwah maka dapat dirumuskan tujuan dakwah sesungguhnya adalah
untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
E.
Hikmah Dakwah
·
Menjadi sepirit seseorang untuk
berdakwah, ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
·
Menambah semangat dalam
berdakwah, karena sesungguhnya Allah SWT memberikan pahala dakwah yang berlipat
ganda sesuai orang pahala orang yang mengikuti tanpa mengurangi pahala yang
mengikutinya.
·
Bertambahnya keyakinan seseorang
bahwa pendakwah itu bukan saja orang yang berdakwah saja, tetapi semua orang
yang terlibat dalam acara dakwah itu sendiri, seperti Da’i, panitia, tukang
sound, dll. dan Allah akan mengantinya dengan pahala berlipat ganda.
·
Dampak dari dakwah positif bagi pelakunya, yaitu adanya
perubahan kualitas perilaku ke arah yang lebih baik dan lebih terpuji.
·
Dengan adanya Hadits Riwayat Tirmidzi
dari Abu Umamah Al-Bahili di atas menjadikan kemantaban
bahwa berapakah banyak jumlah malaikat, semut dan ikan yang ada di dunia ini
juga turut mendoakannya
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan:
·
Ada tiga cara atau metode dakwah yaitu mauidhoh
hasanah, al-hikmah, dan mujadalah
·
Dalam menggunakan metode dakwah, seorang Mubaligh
harus memperhatikan obyek dakwah
·
Hendaklah dakwah dilaksanakan semata-mata karena
Allah
·
Hendaklah dakwah dilaksanakan dengan hikmah dengan
cara yang baik, lemah lembut dan membuat orang menyenangi yang diserukan kepada
mereka.
·
Dakwah tidak boleh dijalan kan dengan cara-cara
kasar, keras, dan bersifat memaksa atau yang membuat orang menjauhi ajakan.
B. Saran
Dakwah era
globalisasi ini haruslah berhati-hati dalam berdakwah gunakanlah pola
pemberdayaan masyarakat karena pola ini akan lebih mudah diterima masyarakat
sebab kesejahteraan masarakat merasa terpenuhi dan jangan gunakan pola eksploitasi
masyarakat sebab akan merusak tatanan masyarakat yang telah ada..
[3] Hikmah: ialah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan
yang bathil.
No comments:
Post a Comment