Sunday, 23 June 2013

WAJIBNYA DAKWAH


PERINTAH DAN ANJURAN DAKWAH




Disusun oleh:

                        GATOT WAHYUDI




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YOGYAKARTA (STAIYO)






KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Ashsholatu Wassalamu `Alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah, Khudz Biyady Qollat Khilati Adrikni Ya Rasulallah 
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah berkat ijin dan kuasa Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Qur’an Hadits IV dengan tema Kewajiban Berdakwah. Tentunya apa yang penulis curahkan dalam penyusunan & penulisan makalah ini tidak lepas dari dorongan  teman-teman dan bimbingan dosen.
Kami selalu berharap apa yang telah kami curahkan dalam makalah ini  memberikan manfaat bagi Islam yang menjadikan Islam Rahmatal Lil ‘Alamin.
Semoga Allah SWT selalu memberikan pertolongan dan memberikan kemudahan bagi umat Muslim  dalam berdakwah Islam di seluruh penjuru dunia.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik yang membangun kami harapkan dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Wallahulmuwaffiq ila aqwamit thariiq
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.


Wonosari, 21 Maret 2013

Penyusun








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................       i
KATA PENGANTAR ......................................................................................      ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................     iii
BAB I  ... PENDAHULUAN.............................................................................      1
A.    Latar Belakang ...........................................................................      1
B.     Tujuan Penulisan ........................................................................      1
BAB II...... ISI ...................................................................................................      2
A.    Pengertian Dakwah.....................................................................      2
B.     Dalil  Dakwah ............................................................................     3
C.     Metode Dakwah Islam................................................................      5
D.    Tujuan Dakwah  .........................................................................      7
E.     Hikmah Dakwah ........................................................................      8
BAB III ... PENUTUP ......................................................................................      9
A.    Kesimpulan ................................................................................      9
B.     Saran...........................................................................................       
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................    10


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam  sejarah tentang Ilmu Dakwah disebut bahwa dakwah adalah hal yang memang ada sejak dahulu khususnya pada zaman kenabian. Para Nabi sendiri mengajak para manusia dengan cara berdakwah. Walaupun dakwah sudah dikenal sejak zaman dahulu namun tidak serta merta memunculkan Ilmu Dakwah. Ilmu Dakwah dalam ukuran sekarang ini termasuk ilmu yang baru dan harus jeli dalam menggunakan ilmu ini karena tantangan dakwah era sekarang ini berbeda dengan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Berkembangnya globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia.
Selama masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya.
Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan zaman, karena dakwah nantinya akan memberikan  dan andil besar dalam menuju kejayaan Islam serta membuat kebahagiaan umatnya baik di dunia maupun akherat. Disinilah saya akan sedikit memaparkan dan membahas tentang Dakwah dalam bingkai amar ma’ruf nahi munkar berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
B.       Tujuan Penulisan
Makalah ini kami tulis untuk memberikan gambaran demi meningkatkan semangat orang untuk berdakwah dengan berbagai pendekatan sesuai pendekatan adat istiadat dan budaya daerah masing- masing .
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Dakwah
Secara etimologis kata dakwah ini berasal dari bahasa Arab yang memiliki akar kata دعوة - يدع- - دعا- yang berarti menyeru, memanggil, mengajak. Isim fa’ilnya (pelaku) adalah da’i داع) ) yang berarti pendakwah. Kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi[1].
Secara terminologi definisi dakwah ditinjau dari literature yang ditulisoleh pakar-pakar dakwah antara lain adalah:
§  Sayyid Quthb rahimahullah berkata: “Sesungguhnya kalimat dakwah adalah kalimat terbaik yang diucapkan di bumi ini, ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya. Akan tetapi ia harus disertai dengan amal shalih yang membenarkannya, dan disertai penyerahan diri kepada Allah sehingga tidak ada penonjolan diri di dalamnya. Dengan demikian jadilah dakwah ini murni untuk Allah, tidak ada kepentingan bagi seorang da’i kecuali menyampaikan.  Setelah itu tidak pantas kalimat seorang da’i disikapi dengan berpaling, adab yang buruk, atau pengingkaran. Karena seorang da’i datang dan maju membawa kebaikan, sehingga ia berada dalam kedudukan yang amat tinggi…” [2]
§   Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Abu Bakar Atjeh)
§   Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).
§   Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh manusia dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata (M. Abul Fath al-Bayanuni).
§   Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat) (A. Masykur Amin)
Dari defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat. Singkatnya, dakwah adalah mengajak kepada agama Allah, yaitu Islam.
Setelah kita ketahui makna dakwah secara etimologis dan terminologis maka kita akan dapatkan semua makna dakwah tersebut membawa misi persuasive bukan represif, karena sifatnya hanyalah panggilan dan seruan bukan paksaan. Hal ini bersesuaian dengan firman Allah (ayat la ikraha fiddin) bahwa tidak ada paksaan dalam agama.


B.       Dalil  Berdakwah
QS. An- Nahl ayat 125
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[[3]] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad SAW agar banyak menggunakan cara dalam menyampaikan misi dakwah kerasulannya, hal tersebut karena beragamnya corak masyarakat dari mulai yang awam sampai dengan kaum yang terpelajar dan juga tingkatan sosial masyarakat yang berbeda-beda hal tersebut tentunya juga akan dijumpai problem yang berbeda pula.

 QS. Asy- Syu’araa’ ayat 214-215
öÉRr&ur y7s?uŽÏ±tã šúüÎ/tø%F{$# . ôÙÏÿ÷z$#ur y7yn$uZy_ Ç`yJÏ9 y7yèt7¨?$# z`ÏB šúüÏZÏB÷sßJø9$#
Artinya:
214.  Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
215.  Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang- orang yang beriman.

QS. Al-Hijr ayat 94- 96
÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚ̍ôãr&ur Ç`tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# . $¯RÎ) y7»oYøxÿx. šúïÏäÌöktJó¡ßJø9$# . šúïÏ%©!$# tbqè=yèøgs yìtB «!$# $·g»s9Î) tyz#uä 4 t$öq|¡sù šcqßJn=ôètƒ .
Artinya:
94.  Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
95.  Sesungguhnya kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),
96.  (yaitu) orang-orang yang menganggap adanya Tuhan yang lain di samping Allah; Maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).



Dalil Hadits
عَن عَبدِ اللهِ بنِ عَمرِو أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَلَ :بَلِّغُوا عَنّي ولَو أيةً وَحَدِّثُوا عَن بَني إِسرَائِيلَ وَلاَ حَرَجَ وَمَن كَدَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَليَتَبَوَّأ مَقْعَدَهُ مِن النَّارِ (رواه البخاري)
Artinya : Dari Abdullah ibnu Amr, bahwa Nabi SAW bersabda : Sampaikanlah Padaku walaupun satu ayat dan ceritakanlah tentang kaum bani israil karena demikian itu tiada dosa, barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiaplah tempatnya dineraka. ( HR. BUKHORI)
     Hadist diatas menjelaskan bahwa nabi Muhammad memerintahkan untuk menyampaikan apa yang bisa ditangkap dari beliau, hadits ini tidak mensyaratkan bahwa untuk menyampaikan dakwah harus mempunyai bekal ilmu yang memadahi dulu baru bisa untuk mengajak orang lain, namun dalam berdakwah bisa dilakukan walau pada saat itu baru satu atau dua ayat yang dipahami.[4]
H.R. Abu Daud
عَن اَبى هُرَيْرَةَ قال: قَال رسُول الله صلم : مَن دَعَا اِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الاجرِ مِثْلُ اُجُورِ مَن تَبعَهُ لا يَنقُصُ ذلِكَ من اُجُورِهِم شَيئًا وَمَنْ دَعَا اِلَى الضَّلالَةِ كَانَ عَلَيهِ من الاثْمِ مِثْلُ اَثام مَن تَبعَهُ لا يَنْقُصُ ذلِكَ مِن اَثَامِهِم شيئًا
Artinya : Dari Abu Hurairoh RA, ia berkata : Rosulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang hendak mengajak kepada kebaikan maka dia akan memperoleh pahala atas perbuatan baiknya itu serta pahala orang yang mengikuti dan melaksanakan kebaikan dengan tanpa dikurangi sedikitpun. Sebaliknya bagi siapa yang mengajak kesesatan atau kemungkaran, maka dia mendapat dosa sebagai balasan atas perbuatannya sendiri (ditambah) dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun”. ( HR Abu Dawud)
Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada kita bahwa pahala orang berdakwah itu besar bukan saja pahala yang diberikan Allah atas perbuatan baiknya yang dilakukan sendiri, tetapi juga akan diberikan pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikuti perbuatan baik yang dianjurkan. Pahala ini diberikan oleh Allah hingga akhir tanpa dikurangi sedikit pun. Hal ini menunjukan sifat Rahman dan Rahim-Nya yang dikaruniakan kepada orang-orang yang dikehendaki.[5]
Hadis tentang perintah Dakwah.
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبيِّ صلم قال : يَسِّرُوا وَلا تُعَسِّرُوا بَشِّروا   وَلا تُنَفِّرُوا (متفق عليه )
 Artinya : Dari Anas RA. Dari Nabi SAW., Beliau bersabda : “Permudahlah dan jangan mempersukar, gembirakanlah dan jangan menakut-nakuti (HR Bukhori-muslim)
Hadis diatas memerintahkan kepada umat islam agar dalam menjalankan dakwahnya supaya dilakukan dengan sikap lemah lembut. Tuturkata fleksibel, metode yang baik, menggunakan bahasa yang mudah mereka terima sehingga orang yang diseru tertarik, mengikuti ajakan dan senang terhadap yang didakwahkan. Peringatan dengan cara yang lemah lembutdan bijaksana lebih menyentuh hati dan dapat mengenai sasaran dibanding dengan peringatan yang kasar dan keras.
C.      Metode Dakwah Islam
Metode dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing juru dakwah. Karena beragamnya metode yang dimiliki seseorang tidak sama, maka setiap Muslim wajib berdakwah menyebarkan Islam sesuai kemampuannya itu. Adapun metode dakwah antara lain:
v Dakwah lebih banyak berorientasi kepada materi yang diajarkan. Dakwah itu hendaknya ditunjukan semata-mata karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, bukanlah untuk orang yang berdakwah dan bukan juga untuk golongannya atau kaumnya. Rasulullah di perintahkan berdakwah agar membawa manusia ke jalan Allah dan untuk agama semata.
v Dakwah bil Hikmah — Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Dalam diuraikan lebih jelas tentang pengertian Al-Hikmah. Menurut bahasa, Al-Hikmah artinya adil, ilmu, sabar, kenabian, dan Al-Qur’an; memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan; ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama; obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan atau ma’rifat.
Sedangkan menurut istilah syar’i, Al-Hikmah artinya valid (sah) dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan menjawab dengan tegas dan tepat. [6]
v Dakwah hendaklah dilaksanakan dengan lemah lembut, dengan cara yang baik, dan tidak menimbulkan kegelisahan dan ketakutan karena merasa dipaksa. Berhasil atau tidaknya tujuan dakwah sangat banyak dipengaruhi oleh metode atau cara berdakwah,
v Bila dalam dakwah terjadi perdebatan atau bantahan dengan kaum musyrikin atau ahli kitab, hendaklah menjawab batahan mereka dengan bantahan yang baik.
v Serahkanlah segala uraha dan perjuangan kepada Allah
v Dakwah hendaklah dilaksanakan secara berulang-ulang.[7]


D.      Tujuan Dakwah
Sebagai bagian dari kegiatan dakwah Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah mempunyai tujuan menyampaikan kebenaran ajaran yang ada dalam al-Qur’an-al-Hadits dan mengajak manusia untuk mengamalkanya.
Tujuan dakwah ini dapat dibagi menjadi, tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah. Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia.
Sedangkan tujuan dakwah dilihat dari aspek materi, menurut Masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliputi :
ü Pertama, tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia.
ü Kedua, tujuan hukum, aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT.
ü Ketiga, tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah.
Dari keseluruhan tujuan dakwah maka dapat dirumuskan tujuan dakwah sesungguhnya adalah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.


E.       Hikmah Dakwah
·         Menjadi sepirit seseorang untuk berdakwah, ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
·         Menambah semangat dalam berdakwah, karena sesungguhnya Allah SWT memberikan pahala dakwah yang berlipat ganda sesuai orang pahala orang yang mengikuti tanpa mengurangi pahala yang mengikutinya.
·         Bertambahnya keyakinan seseorang bahwa pendakwah itu bukan saja orang yang berdakwah saja, tetapi semua orang yang terlibat dalam acara dakwah itu sendiri, seperti Da’i, panitia, tukang sound, dll. dan Allah akan mengantinya dengan pahala berlipat ganda.
·         Dampak dari dakwah  positif bagi pelakunya, yaitu adanya perubahan kualitas perilaku ke arah yang lebih baik dan lebih terpuji.
·         Dengan adanya Hadits Riwayat Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili di atas menjadikan kemantaban bahwa berapakah banyak jumlah malaikat, semut dan ikan yang ada di dunia ini juga turut mendoakannya






















BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan:
·     Ada tiga cara atau metode dakwah yaitu mauidhoh hasanah, al-hikmah, dan mujadalah
·     Dalam menggunakan metode dakwah, seorang Mubaligh harus memperhatikan obyek dakwah
·     Hendaklah dakwah dilaksanakan semata-mata karena Allah
·     Hendaklah dakwah dilaksanakan dengan hikmah dengan cara yang baik, lemah lembut dan membuat orang menyenangi yang diserukan kepada mereka.
·     Dakwah tidak boleh dijalan kan dengan cara-cara kasar, keras, dan bersifat memaksa atau yang membuat orang menjauhi ajakan.


B. Saran
Dakwah era globalisasi ini haruslah berhati-hati dalam berdakwah gunakanlah pola pemberdayaan masyarakat karena pola ini akan lebih mudah diterima masyarakat sebab kesejahteraan masarakat merasa terpenuhi dan jangan gunakan pola eksploitasi masyarakat sebab akan merusak tatanan masyarakat yang telah ada..


[1] Merujuk pada Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz (2009:6),
[2] Sayyid Quthb rahimahullah dalam kitab Fi Zhilal Al-Quran 6/295.
[3] Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

[4] Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Qur’an Hadits XII, hlm.16
[5] Ibid., hlm.17
[6] Merujuk pada kitab Al-Hikmah Fi Al Dakwah Ilallah Ta’ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani
[7] Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, hlm 7, op.cit

No comments:

Post a Comment