ARTIKEL HEMODIALISA
Nama : Suzena Ardi
Kelas : XI IPA 3
No.absen : 26
SMA NEGERI 2
WONOSARI
1.
Pengertian
Haemodialisa
adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya,
dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang
selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak
dikehendaki terjadi. Haemodialisa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan
beberapa bentuk keracunan.
2.
Indikasi
Indikasi Segera
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.
Indikasi Dini
Gejala uremia
Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.
Laboratorium abnormal
Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100 – 120 mg %, TKK : 5 ml/menit.
Gejala uremia
Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.
Laboratorium abnormal
Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100 – 120 mg %, TKK : 5 ml/menit.
Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
ü Program dialisa dikatakan berhasil jika:
penderita kembali menjalani hidup normal
penderita kembali menjalani hidup normal
ü penderita kembali menjalani
diet yang normal
ü jumlah sel darah merah dapat
ditoleransi
ü tekanan darah normal
ü tidak terdapat kerusakan
saraf yang progresif.
3.
Tujuan
a.
Menggantikan
fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam
tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
b.
Menggantikan
fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan
sebagai urin saat ginjal sehat.
c.
Meningkatkan kualitas hidup pasien yang
menderita penurunan fungsi ginjal.
d.
Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu
program pengobatan yang lain.
4.
Peralatan
Haemodialisa
Arterial –
Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.
AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.
Dializer
/ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang /kompartemen,yaitu:
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang /kompartemen,yaitu:
·
Kompartemen
darah yaitu ruangan yang berisi darah
·
Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi
dialisat
Kedua
kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.
Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.
Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.
Air Water
Treatment
Air dalam
tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air ini
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus
dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar AAMI
(Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang
dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120
Liter.
Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).
Mesin Haemodialisis
Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.
Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.
5.
Proses
Haemodialisa
Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata – rata manusia mempunyai sekitar 5,6 s/d 6,8 liter darah, dan selama proses hemodialisa hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh. Untuk proses hemodialisa dibutuhkan pintu masuk atau akses agar darah dari tubuh dapat keluar dan disaring oleh dialyzer kemudian kembali ke dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV) fistula, AV graft dan central venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular yang paling direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman untuk pasien. Sebelum melakukan proses hemodialisa (HD), perawat akan memeriksa tanda – tanda vital pasien untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani Hemodialysis. Selain itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan jumlah cairan didalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi. Langkah berikutnya adalah menghubungkan pasien ke mesin cuci darah dengan memasang blod line (selang darah) dan jarum ke akses vaskular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses untuk jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka proses terapi hemodialisa dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah sebenarnya tidak mengalir melalui mesin HD, melainkan hanya melalui selang darah dan dialyzer. Mesin HD sendiri merupakan perpaduan dari komputer dan pompa, dimana mesin HD mempunyai fungsi untuk mengatur dan memonitor aliran darah, tekanan darah, dan memberikan informasi jumlah cairan yang dikeluarkan serta informasi vital lainnya. Mesin HD juga mengatur cairan dialisat yang masuk ke dialyzer, dimana cairan tersebut membantu mengumpulkan racun – racun dari darah. Pompa yang ada dalam mesin HD berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke dialyzer dan mengembalikan kembali ke dalam tubuh.
6.
Komplikasi
Haemodialisa
ü Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
ü Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
ü Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.
ü Sindrom ketidakseimbangan
dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
ü Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
ü Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
ü Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
ü Pembekuan darah
Pembekuan darah disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
Pembekuan darah disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
7.
Penyebab Harus
Dilakukan Hemodialisis (Cuci Darah):
Cuci darah dilakukan jika gagal
ginjal dan dapat menyebabkan:
Kelainan fungsi
otak ( Ensefalopati Uremik )
Perikarditis
(Peradangan Kantong Jantung )
Asidosis
( Peningkatan Keasaman Darah)yang tidak memberikan respon terhadap pengobata
lainnya.
Gagal Jantung
Hiperkalemia (
Kadar Kalium Yang Sangat Tinggi Dalam Darah )
Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa
merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan
fungsi kardiopulmonar.
Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi
trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan.
Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan factor risiko terjadinya
perdarahan.
Ganguan
pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering
terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan
pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
Pembekuan darah
Pembekuan darah bisa disebabkan
karena dosis pemberian heparin yang tidak sesuai ataupun kecepatan putaran
darah yang lambat.
8.
Jenis Cuci
Darah:
Ada 2 jenis cuci darah:
o
Peritoneal
dialisis
Cuci darah peritoneal adalah metode
yang kurang dikenal cuci darah, walaupun hal ini menjadi lebih umum. Cuci darah
peritoneal melibatkan menggunakan peritoneum sebagai filter. Periotenaum adalah
selaput tipis yang melapisi bagian dalam perut, dan mengelilingi dan mendukund
organ-organ perut, seperti perut dan hati. Seperti ginjal,periotoneum berisi
ribuan pembuluh darah kecil, sehingga berguna sebagai alat penyaringan. Selama
cuci darah peritoneal, tabung fleksibel kecil yang dikenal ssebgai karakter terpasang
ke sayatan di perut anda, dan cairan khusus yang dikenal sebagai cairan Cuci
Darah, dipompa ke rongga peritoneal anda. Rongga peritoneal adalah ruang sekiar
peritoneal. Saat darah bergerak melalui peritoneum, produk limbah dan kelebihan
cairan yang dipindahkan keluar dari drah dan ke dalam cairan Cuci Darah. Cairan
Cuci Darah ini kemudian dikeringkan keluar dari rongga.
o
Hemodialisa
Hemodialisa adalah jenis cuci darah
yang kebanyakan orang sadari. Ini melibatkan memasukan jarum, yang melekat oleh
tabung untuk mesin cuci darah, ke dalam pembuluh darah.
Pada proses hemodialisa , darah akan
dialirkan melalui saringan khusus (Dialiser) yang berfungsi menyaring sampah
metabolisme dan air yang berlebih. Kemudian darah yang bersih akan dikembalikan
ke dalam tubuh. Pengeluaran sampah dan air serta garam berlebih akan membantu
tubuh mengontrol tekanan darah dan kandungan kimia tubuh jadi lebih seimbang.
Setiap pasien HD diharuskan mematuhi jadwal cuci darahnya. Dalam seminggu
biasanya pasien menjalani 2 kali cuci darah, masing-masing sekitar 4 jam. Namun
adalakanya untuk kondisi tertentu, menjadi lebih dari 2 kali seminggu.
ü Dialiser (ginjal buatan)
Seperti inilah bentuk tipikal
dari hollow fiber dializer. Di dalamnya terdapat serabut yang
memungkinkan darah untuk lewat. Cairan dialisis, yang merupakan cairan
pembersih dipompakan di antara serabut-serabut tersebut. Serabut tersebut
memiliki lubang-lubang halus yang memungkinkan air dan sampah metabolisme
terserap dalam cairan pembersih dan membawanya keluar.
ü Dialiser Reuse
Penggunaan dialiser berulang ini
dinamakan reuse. Reuse merupakan tindakan yang aman yaitu proses membersihkan
dialiser sesuai dengan standart prosedur yang telah teruji. Dialiser ini akan
diuji kelayakannya terlebih dahulu sebelum digunakan dan hanya digunakan pada
satu orang untuk satu dialiser. Sebelum tindakan cuci darah dilakukan, pastikan
dialiser yang dipasang sesuai dengan nama pasien pemilik.
ü Cara Dialisis (Dialisat)
Cairan pencuci yang disebut
dialisat, adalah cairan yang membantu mengeluarkan sampah dan
kelebihan air dari tubuh. Cairan ini terdiri dari zat kimiawi yang
membuatnya seperti spon. Dokter akan memberikan spesifikasi cairan yang sesuai
dengan keadaan pasien.
ü Akses Jarum (Fistula)
Jarum adalah bagian paling
menakutkan dari cuci darah. Krim anestesi ataupun spray digunakan untuk
mengurangi rasa sakit saat penusukan jarum pertama kali. Kebanyakan unit renal
menggunakan dua jarum untuk memasukkan dan mengeluarakan darah. Memang ada juga
jarum khusus yang bisa digunakan dengan dua bukaan, tapi jarum ini dianggap
kurang efisien dan memerlukan waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment