BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses penciptaan alam semesta
Pada
malam yang cerah, jika kita memandang ke langit kita akan dapat melihat bintang
yang amat banyak. Sesunguhnya masih bermilyar-milyar bintang yang tak tampak
yang tidak dapat kamu amati.
Jika
kita tidur kemudian memandang langit, dari situ kita akan menyadari betapa
kecilnya kita dan betapa besar dan luasnya alam semesta. Syed Naquibb al-Attas
menyatakan bahawa pandangan semesta Islam merangkumi dunia dan akhirat iaitu
dunia merupakan persediaan untuk akhirat.
Alam
semesta digambarkan pada Al-Qur’an surat Al-anaam ayat 101
ßìÏt/ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur
Artinya: Dia
Pencipta langit dan bumi.
Keterangan yang
diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa
kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika
saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan
waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi
dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang",
membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta
dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan
ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan
masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan
bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
uä!$uK¡¡9$#ur $yg»oYøt^t/ 7&÷r'Î/ $¯RÎ)ur tbqãèÅqßJs9
Artinya: dan langit itu Kami bangun
dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (QS.
Az-dzariaat:41)
Kata langit dalam ayat ini sangat
banyak digunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan makna alam semsta, berarti
alam semesta ini mengalami perluasan atau mengembang. Inilah kesimpulan ilmu
pengetahuan masa kini.
óOs9urr& tt tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù (
$oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr (
xsùr& tbqãZÏB÷sã
Artinya: dan Apakah orang-orang yang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
(QS.Al-anbiyaa : 30)
Dalam ayat tersebut langit dan bumi
adalah subyek dari kata sifat ratq. Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya,
ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa
satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain,
segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah
diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan
"ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga
menyebabkan materimateri yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah),
dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam
semesta terbentuk.
Dr. Alfred Kroner adalah salah
satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen
Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz,
Jerman. Ia berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir
sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam
semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini
dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan
teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang
fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui,
melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal
yang satu."
Ketika kita perhatikan ada hal menarik dalam ayat-ayat
diatas yaitu, kesesuaian antara ayat diatas dengan kejadian ilmiah.
Di dalam Al-QUR’AN di jelaskan bahwa matahari dan bulan
bergerak dalam orbit tertentu
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ @ø©9$# u$pk¨]9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( @@ä. Îû ;7n=sù tbqßst7ó¡o
Artinya: dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (QS.Al-anbiyaa :33)
Disebutkan
pula bahwa matahari tidak diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu
ߧôJ¤±9$#ur ÌøgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4
y7Ï9ºs ãÏø)s? ÍÍyèø9$# ÉOÎ=yèø9$#
Artinya:
dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha
Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS.Yaasiin:38)
Fakta-fakta yang
disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis
di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak
dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang
Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari
bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama
matahari, semua planet dan satelit dalam system gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada
dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Ilmu pengetahuan
modern, ilmu astronomi baik yang berupa penelitian maupun teori dengan jelas
menyebutkan bahwa pada suatu saat alam semesta ini masih berupa gumpalan asap.
Para ilmuan sekarang dapat melihat pembentukan bintang baru dari gumpalan asap.
Bintang-bintang yang kita lihat dimalam hari, sebagaiman alam ini duluya adalah
berasal dari materi asap. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-fushilat : 11
§NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$uK¡¡9$# }Édur ×b%s{ß t
…
Artinya: kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap…
B.
Teori penciptaan alam semesta
1.
Teori ledakan besar (big
bang)
Big bang merupakan penunjuk nyata bahwa alam semesta diciptakan
dari ketiadaan. Dengan kata lain alam semesta diciptakan oleh Allah SWT. Karena
alasan ini banyak astronom yang keberatan dengan teori ini, mereka menolak Big
bang dan mempertahankan gagasan alam tak terhingga.
Asumsi: Ada masa yang sangat besar dengan berat jenis yang sangat
besar. Reaksi inti massa tersebut menyebabkan ledakan hebat. Massa inti
bergerak mengembang menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta juta tahun. Massa
yang bergerak membentuk kelompok-kelompok yang dinamakan galaksi.
Galaksi-galaksi ini terus bergerak menjauhi pusat ledakan hingga saat ini masih
berlangsung.
2.
Teori alam yang berosilasi (oscillation theory)
Weinberg
menggambarkan bahwa alam semesta berkembang kempis, meledak dan berekspansi
untuk kemudian kembali lagi mengecil berulang-ulang tanpa awal dan tanpa akhir.
Teori ini jelas mencoba mengingkari Sang Kreator Agung sebagai pencipta
alam semesta yang memulai/menciptakan alam dari tiada menjadi ada.
3. Teori
alam dalam keadaan tetap (steady state universe theory)
Teori Keadaan Tetap
menyebutkan bahwa alam semesta selalu memuai dengan laju tetap dan materi baru
terus menerus tercipta. Akibatnya, dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh
materi yang berjumlah tetap. Teori ini diajukan oleh ahli kosmologi bangsa
Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold). Dikatakan bahwa alam
semesta ini tak berawal dan tak berakhir. Di mana-mana sama setiap saat. Agar
alam semesta selalu dalam keadaan begitu maka perlu diciptakan bahan baru
secara sinambung. Bahan baru ini menimbulkan tekanan yang memaksa alam semesta
memuai secara terus-menerus. Bahan baru tersebut selanjutnya memadat menjadi
galaksi untuk mengisi kekosongan yang ditimbulkan karena pemuaian.
Asumsi: adanya siklus alam semesta, siklus berlangsung sekitar
waktu 30 milyar tahun. Pada pengembangannya terbentuk galaksi. Galaksi terjadi
karena adanya reaksi inti hydrogen. Reaksi tersebut membentuk unsure-unsur lain
yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan panas yang sangat tinggi
BAB III
KESIMPULAN
a.
Kesimpulan
Alam semesta ini sangat besar, sehingga kita
sulit mengetahui seberapa besar dan luasnya. Alam semesta terdiri dari miliaran
galaksi dan benda-benda langit yang tidak terhitung banyaknya, ini adalah
kebesaran Allah SWT. Hanya sekitar 10% benda langit dari hasil penelitian di
ruang angkasa yang bisa dikenali, sedangkan sisanya belum bisa dikenali.
Ada
beberapa pendapat tentang penciptaan alam semesta. Alam semesta diciptakan
melalui ledakan yang amat besar seperti dalam teori big bang, di dalam
Al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa penciptaan alam berasal dari gumpalan asap.
Dalam ilmu astronom dan Al-Qur’an terdapat fakta yang menarik bahwa bumi dan
benda langit lainnya bergerak pada orbitnya. Dan matahari pun bergerak dalam
garis edarnya (QS. Al-Anbiyaa: 33 & Yaasiin : 38)
Ada
3 teori yang menjelaskan penciptaan alam semesta
1. Teori
ledakan besar (big bang theory)
2. Teori
alam berosilasi (oscillation theory)
3. Teori
alam dalam keadaan tetap (steady state universe theory)
b.
Saran-saran
Dengan
disusunnya makalah ini, saya berharap pembaca dapat memahami proses penciptaan alam baik dari
segi ilmu pengetahuan dan teknlogi maupun dari ayat-ayat Al-Qur’an.
# Semoga Bermanfaat
No comments:
Post a Comment